Senin, 31 Maret 2014

Contact Us

Posted by Unknown On 15.24


Profil

Nama Kelompok PIK-KRR     : PIK-M ATENNA Universitas Negeri Jakarta
Tahap                                       : Tumbuh
Tingkat                                     : Perguruan Tinggi
Nama Lembaga Pembina      : Universitas Negeri Jakarta
Sekretariat                             : Jl. Rawamangun Muka Komplek Kampus A UNJ Gedung H Lantai 4 R.402
Kecamatan                               : Pulogadung
Kelurahan                                 : Rawamangun
Kotamadya                               : Jakarta Timur
Provinsi                                     : DKI Jakarta
Telepon & Fax                          : (021) 4715094

HIV &AIDS

Posted by Unknown On 15.16




a. DEFINISI

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.

b. CARA PENULARAN

Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

a. Secara Kontak Seksual

1. Ano-Genital

Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.

2. Ora-Genital

Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.

3. Genito-Genital / Heteroseksual

Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.

b. Secara Non seksual

Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :

1. Transmisi Parental

Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.

2. Transmisi Transplasental

Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain:

1. ASI

2. Saliva/Air liur

3. Air mata

4. Hubungan sosial dengan orang serumah

5. Gigitan serangga

Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :

1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.

2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit serangga.

3. bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata pengidap HIV.

Perlu diketahui AIDS tidak menular karena :

1. Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual)

2. Bersentuhan dengan penderita.

3. Berjabat tangan.

4. Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.

5. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.

6. Berciuman pipi dengan penderita.

7. Melalui alat makan dan minum2.

8. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.

9. Bersama-sama berenang di kolam.

TAHAPAN INFEKSI HIV

Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan

Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

GEJALA

Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu

1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :

Demam

Kelemahan

Nyeri sendi menyerupai influenza/

Nyeri tenggorok

Pembesaran kelenjaran getah bening

2. Stadium tanpa gejala

Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.

3. Gejala stadium ARC

Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus

Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan

Pembesaran kelenjar getah bening

Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas

Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik

Keringat malam

4. Gejala AIDS

Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.

Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis dsb.

5. Gejala gangguan susunan saraf antara lain : Lupa ingatan , Kesadaran menurun, Perubahan Kepribadian , Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak , Kelumpuhan

Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun.


PENCEGAHAN

Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :

1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :

a. Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah yang bebas HIV saja yang ditransfusikan.

b. Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter paramedis dapat dicegah dengan upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan jarum suntik sekali pakai.

2. Pencegahan penularan melalui jalur seksual

Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, serta bahayanya AIDS pada usia remaja sampai usia tua. Dan yang utama adalah dengan memperdalam agama Islam yang benar, sehingga menjadi manusia yang bertaqwa menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan Allah dengan ikhlas dan benar. Jika ini terwujud, maka manusia kan selamat dunia akhirat, tidak hanya terhindar dari penyakit AIDS ini akan tetapi mendapatkan kebaikan yang lebih besar daripada itu

AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses yang sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS sistejm kekebalan tubuhnya akan menurun drastic. Virus AiDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.

Gejala-gejala penyakit HIV AIDS adalah :
Demam tinggi berkepanjangan
Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam
Hilangnya nafsu makan, mua dan m
Mengalami diare yang kronis
Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal.
Batuk berekepanjangan
Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
Kurang ingatan
Sakit kepala
Sakit kepala
Suklit berkonsentrasi
Respon anggota gerak melambat
Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
Mengalami tensi darah rendah
Reflek tendon yang kurang
Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
Infeksi jaringan kulit rambut
Kulit kering dengan bercak-bercak.

Penularan HIV AIDS adslah :
Hubungan seks kalmin
Hubungan seks oral
Hubungan seks melalui anus
Transfusi darah
Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

Obat-obatan HIV AIDS :
NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor

Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;
Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah
Jangan berganti-ganti pasangan seksual
Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)
Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
Jauhi narkoba.



Gejala Penyakit HIV AIDS

AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV yang dapat infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV AIDS tidak begitu saja langsung timbul. Namun ia akan timbul jika sudah bertahun-tahun .

Memburuknya status gizi merupakan resiko tertinggi penyakit ini. Gangguan gizi pada pasien AIDS umumnya menimbulkan gejala penyakit HIV AIDS yang terlihat pada penurunan berat badan. Ada dua tipe penurunan berat badan pada AIDS, yaitu penurunan berat badan yang cepat sering dihubungkan dengan infeksi oportunistik. Penurunan berat badan lebih dari 20% BB sulit diperbaiki dan sering mempunyai prognosa yang buruk,

Penyakit HIV AIDS

HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebut, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang terkena penyakit. Namun, perlu diwaspadai, walaupun drai luar penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu.

Cara penularan virus ini bisa bermacam-macam misalnya melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik berganti-ganti orang, transfusi darah, bahkan pada ibu hamil yang menularkan kepada bayi yang sedang dikandungnya. Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberapa tahun kemudian virus ini akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menurun dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun. Pada saat itulah ciri-ciri seseorang yang terkena HIV baru muncul, seperti badan yang terus-menerus turun, mengalami diare berkepanjangan, munculnya panas tinggi yang tidak dapat sembuh, lalu diikuti dengan bercak-bercak kemerahan, dan batuk berkepanjangan. Setelah mengalami gejala-gejala tersebut, seseorang telah dinyatakan terkena penyakit AIDS. Setelah kekebalan tubuh seseorang hilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat mucnul penyakit yang benar-benar berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian.

Penularan HIV Pada Manusia

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan air ludah.

HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:
• Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.

• Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi. Hal ini sering terjadi pada saat transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV.

• Pemindahan virus dari yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran .

• Melalui ASI

HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak bersifat seksual di tempat bekerja, sekolah ataupun dirumah . Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan nyamuk.

Penyebab Hiv Aids

Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS,V yaitu HIV-1, HIV-2, HIV yang banyak ditemukan di daerah Barat, Eropa, Afriaka Tengah, Selatan, dan Timur. Sedangkan HIV-2 banyak di temukan di Afrika Barat.



Penyebaran Dalam Tubuh

Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut . Materi genetik virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinteksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.

Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.

Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga teradi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan kanker.

Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama beberpa bulan atau tahun.

1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.

2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderita AIDS.

3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.

Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.

Penyakit Hiv Aids

INFEKSI HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan infeksi salah satu virus dari dua jenis virus yang secara progresif merupakan sel-sel darah putih. Kerusakan sel-sel darah putih atau limfosit menyebabkan AIDS (Aquired Immunodeficiency Snydrome) dan penyakit lainnya sebagai dari gangguan kekebalan tubuh.

Pada Awal tahun 1980, para peneliti menemukan peningkatan mendadak dari 2 jenis penyakit di kalangan kaum homoseksual di Amerika.

Kedua penyakit itu adalah Sarkome Kaposi (sejenis kanker yang jarang terjadi) dan Pneumonia Pnemokista (sejenis Peumonia yang hanya terjadie pada penderita gangguan sistem kekebalan).

Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan timbulnya 2 jenis penyakit yang jarang ditemui ini sekarang dikenal dengan AIDS .

Dokumentasi

Posted by Unknown On 15.01











Minggu, 30 Maret 2014

NAPZA dan NARKOBA

Posted by Unknown On 14.17

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
 Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
 2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
 3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
ZAT ADIKTIF LAINNYA :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).
II. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. KOKAIN :

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS :

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.
4. AMPHETAMINE :

Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).

Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).
# PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :

a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
# GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :
1. Perubahan Fisik :

- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
– Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
– Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
– Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :

- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
– Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja.
– Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
– Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
– Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.
– Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
– Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
# PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
· Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
· Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
· Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
· Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
· Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
· Merusak disiplin dan motivasi belajar.
· Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
· Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
· Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.
· Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan.
· Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
· Meningkatnya kecelakaan.
# UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :
1. Mengasuh anak dengan baik.
- penuh kasih sayang
- penanaman disiplin yang baik
- ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
5. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
6. Memperkuat kehidupan beragama.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak

Menumbuhkan Keterampilan Hidup (Life Skills) Dalam Diri Remaja

Posted by Unknown On 14.02


Keterampilan hidup atau Life Skills yang juga sering disebut sebagai kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif(DEPDIKNAS,2002).
Masalah-masalah yang ditimbulkan seperti meningkatnya jumlah remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, yang meningkatnya jumlah IMS; di kota Gorontalo pada tahun 2010 berjumlah 20kasus, dan yang paling mengejutkan pada tanggal 19 april 2010, sebanyak 250 sampel darah dinyatakan positif terinfeksi IMS(DISKES kota Gorontalo).
Hal yang sama berlaku pada jumlah penderita HIV/AIDS yang meningkat 18 orang pada tahun 2010 dari jumlah penderita pada tahun 2009 yang hanya 7 penderita. Dan Masalah yang dihadapi oleh remaja Indonesia khusnya kota Gorontalo, sangatlah kompleks jika dibandingkan dengan generasi dulu. Di karenakan oleh, arus globalisasi, perkembangan daerah yang menuntut manusia untuk memiliki konsep keterampilan hidup demi mencakup kemampuan untuk bisa hidup, tumbuh dan berkembang secara fisik, mental dan emosional(Muadz.2010.5). Keterampilan hidup yang diajarkan kepada remaja bertujuan untuk dapat melindungi dirinya dari resiko TRIAD KRR(seksualitas, Napza, HIV/AIDS) agar dapat tumbuh sehat, cerdas dan berketahanan. Keterampilan hidup tidak hanya diajarkan, tetapi mempraktekkan kedalam kehidupan remaja, agar terbiasa, hal ini menjadi tugas dari BKKBN, dalam hal ini PIK Remaja. Seperti:
·         Keterampilan fisik( berpola hidup sehat, olahraga)
·         Keterampilan mental (melatih diri bersikap positif)
·         Keterampilan emosioanal, spiritual & menghadapi kesulitan
·         Keterampilan kejuruan (menumbuhkan jiwa berwirausaha)

Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP)

Posted by Unknown On 13.58


Pendewasaan  usia perkawinan atau PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Batasan usia ini dianggap sudah siap baik dipandang dari sisi kesehatan, perkembangan emosioanal, sosial dan ekonomi untuk menghhadapi kehidupan berkeluarga. 
Tujuan dari PUP ini untuk menurunkan jumlah masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat kita, khusunya remaja. Minimnya pengetahuan dari remaja yang menjadikan mereka berpegang pada paradigma seperrti itu. Dalam hal ini, masalah-masalah yang ditimbulkan akibat gagal mendewasakan usia perkawinan adalah:
A.   Dampak pada pasangan suami-isteri:
a.  Meningkatnya jumlah kematian ibu pada saat melahirkan.
b.  Keguguran; baik yang sengaja ataupun yang tidak disengaja.
c.   Rentan terhadap penyakit; Pre eklamasi & Eklamasi (kejang).
d.   Infeksi, anemia, kanker rahim, kesulitan dalam persalinan, dll.
e.  Sering bertengkar karena, masih memiliki tingkat egoisme yang tinggi, faktor ekonomi, sosial, dll.
B.   Dampak pada anak :
a.    Kematian bayi pada umur kurang dari 1 tahun.
b.     Prematur pada bayi
c.     Rentan terhadap penyakit, kelainan bawaan, cacat,dll.

Ada beberapa faktor yang menimbulkan gagalnya usia pernikahan. Diantaranya: faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor orang tua, media massa serta faktor adat dan budaya daerah setempat.
Beberapa program yang gencar dilaksanakan oleh pemerintah dalam menekan angka pernikahan diusia muda, seperti PIK Remaja; dimana pemberian informasi yang baik dan benar yang dibutuhkan oleh remaja, dengan menitikberatkan kepada remaja sebaya yang memberikan informasi.

Jikalau remaja gagal dalam pendewasaan usia pernikahan, maka menunda masa kahamilan dan menjarangkan kehamilan pada remajaadalah program dari pemerintah, dalam hal ini BKKBN demi mewujudkan remaja yang berketahanan.

Kesehatan Reproduksi

Posted by Unknown On 13.57



1. Kesehatan Reproduksi (Kespro).

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.

1.Kesiapan Fisik usia terbaik wanita 20 – 35 tahun dan laki-laki 25 tahun
2.Kesiapan mental siap untuk menjadi Orang tua yang bertanggung jawab.
3.Kesiapan sosial ekonomi sudah punya kemampuan untuk bertanggung jawab secara sosial ekonomi.

Tanda–tanda kematangan Seksual Wanita :

- Mendapat HAID

-Payu dara mulai tumbuh dan mulai besar

- Panggul melebar Tanda – tanda kematangan Seksual Laki – laki

- Mengalami ereksi dan Ejakulasi

- Badan jadi berotot

- Suara menjadi besar

Mengenal alat reproduksi Wanita :

Alat reproduksi wanita adalah bagian tubuh wanita yang berpungsi melanjutkan keturunan, terdiri dari :

Bagian luar

· Payudara

· Labiya Mayora ( bibir luar kemaluan )

· Daerah yang serambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.

· Labia manora ( bibir dalam kemaluan ) daerah tidak berambut, banyak Syaraf sensotis– Paling peka

· Chioris ( Kelentit / adalah bagian yang sangat peka karena banyak ujung Syaraf.

· Mulut Vagina adalah rongga penghubung alat Reproduksi wanita bagian dalam dengan luas. 2.

Bagian dalam :

· Sel saluran vagina, sebagai jalan keluar bagi darah HAID, jalan keluar waktu bayi lahir ( bersifat sangat lentur )

· Cervix ( Leher rahim ) adalah penghubung rahim dan Vagina

· UTERUS ( rahum ) adalah tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh, pada keadaan sel telur tidak dibuahi maka dinding rahim yang sudah menebal akan luruh dan mengalir keluar keluar melalui saluran Vagina dalam seluruh darah disebut HAID.

· TUBA FLLOPII ( Saluran telur adalah saluran yang terletak di kiri dan kanan rahim sebagai penghubung rahim dengan Indung TELUR.

· OVARIRIUM ( Indung Telur ) ada 2 buah berfungsi memproduksi sel telur dan hormon perempuan yaitu ESTROGEN dan PROGESTERONE karena inilah satu sampai dua sel telur masuk bulan, lalu di lepas kedinding rahim, dinding rahim menebal yang dipersiapkan untuk tempat sel telur setelah dibuahi.

· Selaput dara ( HYMEN ) adalah jaringan selaput lender berbentuk semi sirkuler dan terletak dibagian terluas Vagina.

Mengenal alat – alat reproduksi laki – laki

· Kelenjar Prostat : Fungsi mengeluarkan cairan murni untuk sperma

· Testes : mengahasilkan Sperma dan harmon laki-laki (TESDRODRERON ) untuk pertumbuhan alat reproduksinya.

· Vas deferen menghubungkan Prostat dengan testes

· Zakar ( Penis )

· Kantong Zakar ( Scrotum ) berisi 2 Buah testes

· Saluran air mani : Saluran kencing disebut Uretes, pada saat air mani keluar otomatis saluran air kencing menutup dan sebaliknya.

Infeksi saluran Reproduksi adalah infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi bias pada wanita, juga Pria.

Penyebab :

Ada 2 Kelompok besar

1. Menular melalui Hubungan seksual disebut Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan seksual carta hubungan seksual tak terbatas Genita gebnital, bias juga Orgenital ( mulut – alat kelamin), Amo genital ( Dubur – alat kelamin ) bagian tubuh yang terkena bias juga diluar alat genital

2. Menular tampa melalui hubungan Seksual

· Penularan cara Non Seksual antara lain : Kontak langsung dengan alat : Handuk, Termometer

· Dalam kandungan dari ibu bayi

Jenis penyakit menular Seksual :

A. BACTERI Sifilis - Bacteri Treponema Pallida

· Gonorhoeae - Bacteri Neisseria Gonorhoeae

· Granuloma nguinale - Bacteri Donovania – Granulomatis

· Gardnerella Vaginalis

· Chlammydia Tracito mati

B. V I R U S

· Virus Herfes genitalis

· Humany Papilloma Larynx pada bayi

· Hefatitis B Virus – Hefatitis Fulimnan Acut dan Cronis.

· HIV -- AIDS ( Aquired Immune Defesiensi Syndrome )

C. PRODOA Tricltomomas Vaginalis : Menyerang Vagina, saluran kencing.
D. JAMUR COMEDIDA ALBICANS : menyerang Vulva, Vagina, kelenjar
Saluran vagina

E. ECTO PARASIT

· Kutu badan – Pedikulosis Pubis

F. SARCOPTES SCABIES – Buduk ( Scabies )

Faktor – faktor yang menimbulkan PMS ;

1. Demografi (Kependudukan )

Ledakan penduduk

Dinomisasi masyarakat : terkait pekerjaan, liburan, industri pariwisata, Pertemuan ilmiah.

Kamampuan sosial ekonomi – kebebasan sosial, lebih banyak waktu luang.

2. Perubahan sikap dan perilaku Bergesernya nilai moral, kehidupan beragama berubah, prinsip keimanan dan aqidah menurun.

3. Kelalaian Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan Seks.
4. Mengobati sendiri dengan antibiotic dan merasa aman hingga banyak terjadi Mesistensi.
5. Fasilitas Laboratorium dan Klinik pengobatan kurang memadai

6. Banyak kasus symptomatis

Gejala – gejala penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual)

1. Trichomonas Vaginalis

- Keputihan kuning kehijauan

- gatal

- Sakit kalau hubungan ( DYSPAREUNIA ) kadang-kadang sakit perut dibagian bawah.

2. Gomarttae

Kencing sakit, keluar cairan seperti nanah melalui saluran kencing, bila testes keluar bias bengkak bila mata jadi radang mata.

3. Syfhilis :

Lecet pada alat kelamin atau pafel ( bintik ) yang tidak terasa sakit dalam waktu lama. Pada wanita ada benjolan seperti jengger ayam disebut condylama Accuminatta.

4. Mandul

Gangguan pada bias mengalami kebutaan/radang paru-paru.

5. AIDS

- Pada awal, tampak gejala bertahun-tahun.

- Pada wanita, infeksi saluran reproduksi dapat menimbulkan: Kemandulan, Infeksi Panggung bagian bawah, Kehamilan diluar kandungan, Komplikasi kehamilan, Cacat jasmaniah, Kanker Cervix

- Pada wanita Hamil, dapat menyebabkan: PREMATURITAS, Bayi Cacat, Abortus Spontan, Kebutaan pada bayi, Infeksi saluran reproduksi akan dipermudah oleh ANAL SEKS, Berganti –ganti pasangan, Dunia pelacuran yang masih ada terus

Pencegahan :

Kebersihan/menjaga Hyiene alat reproduksi dapat mencegah antara lain : Jamur, bacteri dan kanker.

Mencegah Pernikahan dini, karena pernikahan dini ada paktor resiko untuk Ca Cervix.

Jangan ganti ganti pasangan dalam hubungan seksual karena bias AIDS dan kanker, Kuncinya adalah : Perkawinan bahagia/sejahtera.

Hindari pergaulan bebas.

Penanggulangan penyakit saluran Reproduksi :

1.Segi medis = Pengobatan sesuai dengan penyebab.

2.Segi Efademiologis ( penularan dan pencegahan mata rantai di masyarakat).

3.Segi sosial ekonomi budaya.

Pengobatan :

1. Obat –obatan,

2. Penyuluhan, pendidikan pada pasien,

3. Penanganan pasangan seksual.

Kesimpulan:
Pemeliharaan kesehatan reproduksi sangat tergantung pada pengetahuan terhadap reproduksi, sosial budaya moralitas dan agama. Pencegahan penyakit ditentukan terutama oleh Hygiene pribadi seseorang , nilai moral yang dianut, kesadaran untuk berobat yang benar, keharmonisan keluarga. Tidak selalu budaya barat merupakan lambang kemajuan, justru meniru budaya mereka, lebih banyak menimbulkan akibat pada generasi mendatang dengan semakin tinggi kasus PMS.